Indonesia’s Pleazure and Pain arrive with Nightmare Streaming Station, an album that captures raw, aggressive energy and a clear desire to push into the heavier corners of hardcore and punk. Across ten tracks, the band shows moments of tight, effective musicianship—particularly in their drumming, bass work, and occasionally hard-hitting riffs—but the album is weighed down by one glaring issue: the vocals.
Instrumentally, the band often delivers. Tracks like “Test” and “Arus Pendek” showcase smooth riffs, deep and groovy bass tones, and tight, well-recorded drums. The rhythmic sections across the record are consistently solid, with “Envision” and “Buried Alive” demonstrating the band’s ability to build intensity through tempo changes and breakdowns. Their transitions into faster, punk-influenced territory—heard in songs like “Ghira”—feel natural and help diversify the pacing.
The bass work deserves special mention. It frequently acts as the glue that holds things together, adding depth and groove to riffs that might otherwise feel too simple or repetitive. The breakdowns scattered throughout the album, especially in “Envision” and “Dead Words,” are weighty and effective, showing that the band understands when to pull back and let impact drive the song.
However, the vocals are a consistent and disruptive flaw. They often sound nasally, underpowered, and awkwardly mixed—sometimes feeling completely detached from the rest of the band, as in “Buried Alive.” Heavy reverb and strange placement in the mix make it feel like the vocals were added in post-production without much integration. At times, they overshadow or outright muddy the otherwise solid instrumentation, turning tight musical moments into a noisy, less focused mess. Tracks like “Tangisan Beatdown” highlight this contrast clearly: when the vocals drop out, the music grooves and breathes; when they return, it becomes hard to follow.
Guest vocal features on “Off To You” (feat. Martyr) and “Dead Words” (feat. No Excuse, Suspek) provide a breath of fresh air. These collaborations are standout moments not just because of their variety, but because they show how much stronger the band sounds with vocalists who can match their sonic intensity. The guests bring presence, grit, and confidence—qualities the main vocals lack throughout the album. Their inclusion inadvertently underlines just how much Pleazure and Pain could benefit from either vocal improvement or a new frontman altogether.
Lyrically, the record leans into familiar hardcore themes, though much of it is hard to decipher given the vocal clarity issues. Production-wise, the mix feels uneven—sharp and punchy in the drums and bass, but with a glaring gap in vocal integration and some flat guitar tones in a few places.
Overall, Nightmare Streaming Station sounds like a band still figuring out who they are. There are enough strong instrumental moments and compositional choices to suggest real potential, but the vocal and production issues are too significant to ignore. If Pleazure and Pain can solve that major problem—either by evolving their vocalist’s performance or finding someone who better fits the band’s tone—they could have something powerful on their hands. Tight musicianship, solid riffs, and moments of real groove—but hampered by weak vocals and a lack of cohesion. There’s potential here if they can refine their identity.
Pleazure and Pain dari Indonesia hadir dengan Nightmare Streaming Station, sebuah album yang menangkap energi mentah dan agresif, serta hasrat yang jelas untuk menjelajahi sisi paling berat dari hardcore dan punk. Sepanjang sepuluh lagu, band ini menunjukkan momen musikalitas yang rapat dan efektif—terutama dalam permainan drum, bass, dan sesekali riff yang menghantam keras—tetapi album ini terbebani oleh satu masalah utama: vokal.
Secara instrumental, band ini sering tampil kuat. Lagu seperti “Test” dan “Arus Pendek” menampilkan riff yang mulus, nada bass yang dalam dan groovy, serta permainan drum yang ketat dan direkam dengan baik. Bagian ritme sepanjang album konsisten dan solid, dengan “Envision” dan “Buried Alive” menunjukkan kemampuan band dalam membangun intensitas melalui perubahan tempo dan breakdown. Transisi mereka ke arah punk yang lebih cepat—seperti pada lagu “Ghira”—terasa alami dan membantu membuat dinamika album lebih bervariasi.
Permainan bass patut mendapat sorotan khusus. Bass sering menjadi elemen pengikat yang menambah kedalaman dan groove pada riff yang mungkin terasa terlalu sederhana atau repetitif. Breakdown yang tersebar di seluruh album, terutama pada “Envision” dan “Dead Words”, terdengar berat dan efektif, menunjukkan bahwa band ini paham kapan harus menahan dan membiarkan impact menggerakkan lagu.
Namun, vokal menjadi kekurangan yang konsisten dan cukup mengganggu. Vokal sering terdengar sengau, kurang tenaga, dan tercampur secara canggung—terkadang seolah benar-benar terlepas dari instrumen lainnya, seperti yang terdengar di “Buried Alive”. Reverb yang berat dan penempatan vokal yang aneh dalam mixing membuatnya terdengar seperti ditambahkan saat post-production tanpa integrasi yang kuat. Pada beberapa bagian, vokal justru menutupi atau mengacaukan instrumen yang sebetulnya solid, mengubah momen musikal yang rapat menjadi berisik dan kurang fokus. Lagu seperti “Tangisan Beatdown” sangat menonjolkan kontras ini: ketika vokal berhenti, musik terasa mengalir dan bernapas; ketika vokal kembali, menjadi sulit diikuti.
Kolaborasi vokal tamu pada “Off To You” (feat. Martyr) dan “Dead Words” (feat. No Excuse, Suspek) memberikan angin segar. Kolaborasi ini menjadi sorotan bukan hanya karena variasinya, tetapi juga karena menunjukkan betapa lebih kuatnya band ini terdengar ketika bekerja sama dengan vokalis yang bisa menyamai intensitas sonik mereka. Para tamu membawa presence, grit, dan kepercayaan diri—hal-hal yang kurang dari vokalis utama sepanjang album. Kehadiran mereka secara tidak langsung menyoroti bahwa Pleazure and Pain akan sangat diuntungkan dengan peningkatan performa vokal atau bahkan mengganti frontman sepenuhnya.
Secara lirik, album ini tampaknya mengangkat tema hardcore yang familiar, meski banyak bagian sulit dipahami karena kejernihan vokal yang kurang. Dari sisi produksi, mixing terasa tidak seimbang—drum dan bass terdengar tajam dan punchy, tetapi integrasi vokal terasa sangat kurang, ditambah beberapa nada gitar terdengar datar di beberapa bagian.
Secara keseluruhan, Nightmare Streaming Station terdengar seperti band yang masih mencari jati diri. Ada cukup banyak momen instrumental yang kuat dan pilihan komposisi yang menunjukkan potensi nyata, tetapi masalah vokal dan produksi terlalu besar untuk diabaikan. Jika Pleazure and Pain bisa menyelesaikan masalah utama ini—baik dengan meningkatkan performa vokalis mereka atau menemukan vokalis baru yang lebih cocok dengan karakter band—mereka bisa menciptakan sesuatu yang benar-benar bertenaga. Musikalitas rapat, riff yang solid, dan momen groove yang terasa—namun terhambat oleh vokal lemah dan kurangnya kohesi. Ada potensi besar di sini, jika mereka mampu memurnikan identitas mereka.
Rating: 6/10
NOTABLE TRACKS:
Test
Off To You
Dead Words